Cerpen "Nostalgia Hujan"

Hello Guys, balik lagi sama gue Gweni Jeanna. Oke, kali ini gue mau sharing  cerpen yang pernah gue tulis. dari sekian banyak cerpen yang pernah gue buat, gue akan publikasiin cerpen yang ini aja. karena jujur, cerpen gue tuh kisahnya ngga pernah jauh dari masalah cinta-cintaan yang pastinya kata-katanya alay dan buat muntah. (haha skip ajaya). cerpen yang kali ini gue publish adalah ceria berdasarkan kisah nyata yang pernah gue alamin. oke, silahkan dibaca ya saudarah saudarah, semoga kalian terhibur.... jangan lupa komentar ya guys. aku butuh komen dari kalian. wkwk...






Rintikkan gerimis membuatku melangkah semakin cepat. Ternyata gerimis itupun berubah menjadi hujan yang semakin  dan memaksaku untuk berlari secepat yang kubisa. Ahhh sial, kenapa harus hujan sih? Padahal kan aku mau ke Pondok Indah Mall 2, gumamku dalam hati. Akhirnya aku berteduh di warung pinggir jalan Metro Pondok Indah, sebuah jalan raya yang berada di penghujung daerah selatan kota Jakarta. Hujan, di jalan ini, dan di..... warung ini! Astaghfirullah, mengapa langkahku berhenti di tempat ini lagi? Sebuah tempat yang benar benar bersejarah bagiku. Tempat yang menjadi saksi dimana kamu menyatakan cinta kepadaku, dan tempat dimana aku ternganga-nganga karena kaget dan dilema. Bagaimana tidak? Aku selama ini mengira bahwa kau hanya teman dekatku saja, bahkan sahabatku, Don.... Dan sahabatku, Luna, mengagumimu sejak lama. Luna lebih menyukaimu bahkan mencintaimu lebih dari aku, Don. Kumohon, jangan tembak aku sekarang. Jangan jadikan aku sebagai kekasihmu, kumohon!!

…..Flashback :  2 years ago….

“Hujan.... kita neduh dulu aja gimana?” Suaranya nyaris tak bisa kudengar karena tertutup oleh bisingnya suara kendaraan yang berseliweran di jalanan.
Aku menghela napas panjang, karena aku ingin segera pulang untuk mengistirahatkan diri  dari sederet aktivitas yang aku jalani selama di sekolah namun harus terhenti karena hujan. Aku memang sangat benci hujan, entah apa alasannya.  “Oke, boleh Don. Dimana tapi?” sambil melihat ke arah kiri, mencari tempat pemberhentian yang cocok, dan yang pasti bisa berteduh disana.
Tanpa ragu, Doni pun langsung membelokkan sepeda motornya dan berhenti di depan sebuah warung jajanan sederhana. Tanpa aba-aba dari Doni, aku langsung turun dan melangkah sedikit menjauh dari sepeda motor Doni. “Don, duduk dimana?” dengan sedikit berteriak, agar Doni dapat mendengar suaraku dalam suara derasnya hujan.
“Dimana aja, yang penting kamu neduh dulu gih Ra, nanti kamu sakit.” Jawab Doni, dengan suara agak dikeraskan juga.
“Oke..” aku langsung memasuki ruko warung tersebut lalu memilih bangku yang paling dekat dengan tembok dan agak pojok sebelah kanan untuk aku dan Doni tempati. Kok sepi ya? Tumben... pikirku. Karena biasanya kalau hujan-hujan begini warung-warung pasti akan sesak dipenuhi oleh orang-orang yang ingin berteduh. Tak lama kemudian, Doni pun datang menghampiriku yang sedang duduk sendirian.
“Heyy...”
“Don.... wajah kamu basah banget, sebentar sebentar..” aku keluarkan tissue dari tasku, dan aku keringkan wajah Doni selayaknya sebagai seorang teman. Ingat, TEMAN, jadi tidak ada rasa-rasa yang aneh ataupun spesial saat aku sedang mengelap wajah tampan Doni. (dia emang ganteng sih, wkwk... tapi aku ga suka).
Saat aku sedang mengelap wajah Doni, tiba-tiba Doni menghentikan tanganku dan menggenggamnya. Jujur, aku sedikit kaget tetapi tenang. Kaget karena aku takut jika Doni tidak suka aku lap wajahnya, dan tenang karena aku tidak merasa dag dig dug. Ya iya lah.... secara gue ga ada rasa apa apa ke dia selain temen...
“Kenapa Don?” akupun akhirnya bertanya, dengan nada yang lembut karena aku takut bila perbuatan aku tidak disukai oleh Doni.
Doni menggenggam tanganku erat erat dengan kedua tangannya. Menatap dalam, matanya begitu menyiratkan kelembutan dan kasih sayang seorang lelaki (eeeaaaa bahasa gue alay bener yaakk hihi). “Gearra.......”
“Iya? Kenapa?”
“Kamu cantik banget ya kalo sedeket ini,,”
“Gombal banget sih,,, ih...” sambil menyubit hidungnya yang mancung.
“Ih,,,, seriusan tau, aku jadi gemes,” sambil melepaskan cubitanku dari hidungnya. Ia mengambil tissue dari tanganku lalu disimpan di atas meja, kemudian kedua tanganku dipegang erat oleh kedua tangannya.
Jujur, perasaanku mulai tidak karuan. Dag dig dug, gemetar, hiangga salah tingkah saat Doni memperlakukanku seperti itu.
“Kamu kenapa Ra? Grogi ya aku giniin?” ucapnya, sambil menyeringai. Sungguh, ekspresi inilah yang membuat cowo terlihat menyebalkan, namun menggemaskan.
“Apaan sih, engga juga wleee” ucapku, bohong.
“Grogi mah bilang aja kali, hahaha... dasar cewe.”
“Dasar cewe apaan Don? Ihhh” aku memasang ekspresi cemberut.
“Uuuuhhh cantiknya.... pengen nyium deh kalo kamu lagi cemberut kaya gitu,”
“Ih Doni apaan sih, gombalnya tuh.....” aku mencoba berontak dan ingin melepaskan tanganku dari genggaannya. Namun, ternyata aku tak lebih kuat dari pada Doni.
“Hahahahaha... kamu cantik banget Ra, asli. Ga bohong.”
Aku hanya bisa diam, bungkam dalam kata-kata gombalan Doni yang benar-benar membuat diriku melayang hingga langit ketujuh.
“Eh Ra, aku mau nanya dong...”
“Apa??”
“Algearra Gweni Jeanna, maukah kamu... jadi pacar aku? Sekarang, besok, lusa dan selamanya.... hingga kita putus saat akad nikah kita...”
Sontak, aku kaget. Aku hanya bisa menatap Doni dengan perasaan yang berkecamuk. Ingin  aku menamparnya berkali-kali. Bagaimana tidak? Dia selama ini aku anggap sahabat, bahkan kakak laki-laki. Aku tidak habis pikir bagaimana dia ingin menjadikan aku pacarnya. Parahnya, aku tidak bisa menyembunyikan pipiku yang memerah gara-gara ucapan Doni tadi. Tak tahu apa yang harus aku lakukan, maka aku menunduk, diam dan pasrah dnegan apa yang akan terjadi selanjutnya.
“Serius Ra, aku sayang banget sama kamu selama ini. Mungkin kamu ngga pernah nyadar. Kamu ga perlu takut persahabatan kamu sama Luna bakal ancur. Aku akan tanggung jawab sama semua ini.”
“Hmmm..... Mmmmm... ngga tau. Aku ngga tau.”
“Mau ngga Ra? Kamu jadi pacar aku?”
Aku akhirnya diam. Tiba tiba, aku merasa ada yang menepak punggungku, dan menyadarkanku dari lamunan yang berisi kenangan manis sekaligus pahit di warung itu. Aku putar balik ke belakang, dan ternyata..... bagaikan mimpi, Doni nyata ada di hadapanku sekarang. Panjang umur juga ya nih anak, tadi ada di lamunan gue, eeeh sekarang nongol di dunia nyata. Wkwk.
“Algearra... apa kabar?”
“Baik Don, kamu sendiri?”
“Alhamdulillah.... eh kamu kesini sama siapa?”
“Sendiri.... kamu?”
“Sama istri aku.”
“Oh... jadi kamu udah punya istri? Mana? Kenalin dong, aku mau ketemu.” Ujarku dengan penuh rasa bahagia, akhirnya dia menemukan kekasih yang cocok dan sudah menghalalinya.
“Iya... nih istri aku di masa depan. Dari tadi kita ngobrol. Cuman dianya aja ga nyadar...” jawabnya, sambil sedikit tertawa. “Orang di depan aku ini lho..... hahahahahaha...”
“Apppppaaaaaaaaa??????!!!!!!!”
Akhirnya, kami berdua tertawa bersama. Dinginnya udara pada saat hujan tidak kami rasa karena tawaan kami membawa kehangatan.
“So... gimana? Mau kan jadi pacar aku?” berupaya berbicara dengan sisa tawanya.
“Mmmmmm... mau dong... hehe”
Kamipun menghabiskan waktu di warung itu, bersama dua mangkuk otak-otak yang Doni pesan. Doni sengaja menambah porsinya agar berjumlah 30 potongan, yang sesuai pada tanggal kala itu, 30 September 2015.

tamat

nahh itu dia cerita gue. itu kisah nyata kok, ngga boongan. untuk yang bingung kenapa gue dipanggil "Ra" di cerpen ini, nama lengkap gue adalah Algearra . kalo mau tau lebih lanjut, cek blog gue sebelumnya yang berjudul Introduce Me. sekarang, gue sama doni udah putus. doni kuliah di UI sedangakn gue mah apa, gue ngga pinter pinter amat, ya terpaksa cari kampus swasta murah, dan gue memutuskan untuk merantau, makasih yg udah baca sampai tamat. maaf kalo ceritanya hambar. jangan lupa komen ya... siapa tau gue akan bikin cerpen lagi dan gue taro di blog ini.  bye....

A girl behind this blog





Cewek Introvert yang hobi bacot dan nuangin pemikirannya lewat tulisan.
Cewek yang punya semilyar ekspektasi tentang masa depan dan kehidupan.

Comments

  1. kk gwenn cerita nya bagus bett,pen baver" gimana gituhh๐Ÿ˜†
    next...bikin lagi kk๐Ÿ˜Š๐Ÿ˜Š

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wahh maaf bgt karena telat balas komentar. Sekaligus mau ucap makasih karena udah mengenalku sejak lama. Siap, nanti bikin lagi seh cerita yg uwu-uwu manja kek gini hehe

      Delete
  2. Keren kak, ceritanya ๐Ÿ‘๐Ÿ‘. Bikin baper, sampai nyengir" sendiri ngebacanya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih udah mau luangin waktu buat baca. Next bakal bikin cerpen gini lagi deh. Tunggu aja ya hehe

      Delete
  3. Apa perasaan lo ketika nanti si Doni ( mantan) baca blog ini ??? ๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo Sela Rindu. Gue berharap si Doni baca ini biar dia inget gue terus. Karena gue berharap bisa temenan lagi sama dia. But hey, kok lu tau dia mantan gue? Wahhh ngestalk gue sampe akar ye lu? Wkwk

      Delete
  4. Lucu banget sih cerpennya. Teenlit ya. Khas remaja.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

GOBLOK

#dontfakeyourself DUA TAHUN PERADABAN

Kepahitan Hidup Tiada Berujung