Cerpen "Nostalgia Hujan"
Hello Guys, balik lagi sama gue Gweni Jeanna. Oke, kali ini gue mau sharing cerpen yang pernah gue tulis. dari sekian banyak cerpen yang pernah gue buat, gue akan publikasiin cerpen yang ini aja. karena jujur, cerpen gue tuh kisahnya ngga pernah jauh dari masalah cinta-cintaan yang pastinya kata-katanya alay dan buat muntah. (haha skip ajaya). cerpen yang kali ini gue publish adalah ceria berdasarkan kisah nyata yang pernah gue alamin. oke, silahkan dibaca ya saudarah saudarah, semoga kalian terhibur.... jangan lupa komentar ya guys. aku butuh komen dari kalian. wkwk...
nahh itu dia cerita gue. itu kisah nyata kok, ngga boongan. untuk yang bingung kenapa gue dipanggil "Ra" di cerpen ini, nama lengkap gue adalah Algearra . kalo mau tau lebih lanjut, cek blog gue sebelumnya yang berjudul Introduce Me. sekarang, gue sama doni udah putus. doni kuliah di UI sedangakn gue mah apa, gue ngga pinter pinter amat, ya terpaksa cari kampus swasta murah, dan gue memutuskan untuk merantau, makasih yg udah baca sampai tamat. maaf kalo ceritanya hambar. jangan lupa komen ya... siapa tau gue akan bikin cerpen lagi dan gue taro di blog ini. bye....
Rintikkan
gerimis membuatku melangkah semakin cepat. Ternyata gerimis itupun berubah menjadi
hujan yang semakin dan memaksaku untuk
berlari secepat yang kubisa. Ahhh sial,
kenapa harus hujan sih? Padahal kan aku mau ke Pondok Indah Mall 2, gumamku dalam hati.
Akhirnya aku berteduh di warung pinggir jalan Metro Pondok Indah, sebuah jalan
raya yang berada di penghujung daerah selatan kota Jakarta. Hujan, di jalan ini, dan
di..... warung ini! Astaghfirullah, mengapa langkahku berhenti di tempat ini
lagi? Sebuah tempat yang benar benar bersejarah bagiku. Tempat yang menjadi
saksi dimana kamu menyatakan cinta kepadaku, dan tempat dimana aku ternganga-nganga
karena kaget dan dilema. Bagaimana tidak? Aku selama ini mengira bahwa kau
hanya teman dekatku saja, bahkan sahabatku, Don.... Dan sahabatku, Luna,
mengagumimu sejak lama. Luna lebih menyukaimu bahkan mencintaimu lebih dari
aku, Don. Kumohon, jangan tembak aku sekarang. Jangan jadikan aku sebagai
kekasihmu, kumohon!!
…..Flashback :
2 years ago….
“Hujan....
kita neduh dulu aja gimana?” Suaranya nyaris tak bisa kudengar karena tertutup
oleh bisingnya suara kendaraan yang berseliweran di jalanan.
Aku
menghela napas panjang, karena aku ingin segera pulang untuk mengistirahatkan
diri dari sederet aktivitas yang aku
jalani selama di sekolah namun harus terhenti karena hujan. Aku memang sangat
benci hujan, entah apa alasannya. “Oke,
boleh Don. Dimana tapi?” sambil melihat ke arah kiri, mencari tempat
pemberhentian yang cocok, dan yang pasti bisa berteduh disana.
Tanpa
ragu, Doni pun langsung membelokkan sepeda motornya dan berhenti di depan
sebuah warung jajanan sederhana. Tanpa aba-aba dari Doni, aku langsung turun
dan melangkah sedikit menjauh dari sepeda motor Doni. “Don, duduk dimana?”
dengan sedikit berteriak, agar Doni dapat mendengar suaraku dalam suara
derasnya hujan.
“Dimana
aja, yang penting kamu neduh dulu gih Ra, nanti kamu sakit.” Jawab Doni, dengan
suara agak dikeraskan juga.
“Oke..”
aku langsung memasuki ruko warung tersebut lalu memilih bangku yang paling dekat
dengan tembok dan agak pojok sebelah kanan untuk aku dan Doni tempati. Kok sepi ya? Tumben... pikirku. Karena
biasanya kalau hujan-hujan begini warung-warung pasti akan sesak dipenuhi oleh
orang-orang yang ingin berteduh. Tak lama kemudian, Doni pun datang
menghampiriku yang sedang duduk sendirian.
“Heyy...”
“Don....
wajah kamu basah banget, sebentar sebentar..” aku keluarkan tissue dari tasku,
dan aku keringkan wajah Doni selayaknya sebagai seorang teman. Ingat, TEMAN,
jadi tidak ada rasa-rasa yang aneh ataupun spesial saat aku sedang mengelap
wajah tampan Doni. (dia emang ganteng sih, wkwk... tapi aku ga suka).
Saat
aku sedang mengelap wajah Doni, tiba-tiba Doni menghentikan tanganku dan
menggenggamnya. Jujur, aku sedikit kaget tetapi tenang. Kaget karena aku takut
jika Doni tidak suka aku lap wajahnya, dan tenang karena aku tidak merasa dag
dig dug. Ya iya lah.... secara gue ga ada rasa apa apa ke dia selain temen...
“Kenapa
Don?” akupun akhirnya bertanya, dengan nada yang lembut karena aku takut bila
perbuatan aku tidak disukai oleh Doni.
Doni
menggenggam tanganku erat erat dengan kedua tangannya. Menatap dalam, matanya begitu
menyiratkan kelembutan dan kasih sayang seorang lelaki (eeeaaaa bahasa gue alay
bener yaakk hihi). “Gearra.......”
“Iya?
Kenapa?”
“Kamu
cantik banget ya kalo sedeket ini,,”
“Gombal
banget sih,,, ih...” sambil menyubit hidungnya yang mancung.
“Ih,,,,
seriusan tau, aku jadi gemes,” sambil melepaskan cubitanku dari hidungnya. Ia
mengambil tissue dari tanganku lalu disimpan di atas meja, kemudian kedua
tanganku dipegang erat oleh kedua tangannya.
Jujur,
perasaanku mulai tidak karuan. Dag dig dug, gemetar, hiangga salah tingkah saat
Doni memperlakukanku seperti itu.
“Kamu
kenapa Ra? Grogi ya aku giniin?” ucapnya, sambil menyeringai. Sungguh, ekspresi
inilah yang membuat cowo terlihat menyebalkan, namun menggemaskan.
“Apaan
sih, engga juga wleee” ucapku, bohong.
“Grogi
mah bilang aja kali, hahaha... dasar cewe.”
“Dasar
cewe apaan Don? Ihhh” aku memasang ekspresi cemberut.
“Uuuuhhh
cantiknya.... pengen nyium deh kalo kamu lagi cemberut kaya gitu,”
“Ih
Doni apaan sih, gombalnya tuh.....” aku mencoba berontak dan ingin melepaskan
tanganku dari genggaannya. Namun, ternyata aku tak lebih kuat dari pada Doni.
“Hahahahaha...
kamu cantik banget Ra, asli. Ga bohong.”
Aku
hanya bisa diam, bungkam dalam kata-kata gombalan Doni yang benar-benar membuat
diriku melayang hingga langit ketujuh.
“Eh Ra, aku mau nanya dong...”
“Apa??”
“Algearra Gweni Jeanna, maukah kamu... jadi pacar aku? Sekarang, besok, lusa dan selamanya.... hingga kita
putus saat akad nikah kita...”
Sontak,
aku kaget. Aku hanya bisa menatap Doni dengan perasaan yang berkecamuk. Ingin
aku menamparnya berkali-kali.
Bagaimana tidak? Dia selama ini aku anggap sahabat, bahkan kakak laki-laki. Aku tidak habis pikir
bagaimana dia ingin menjadikan aku pacarnya. Parahnya, aku tidak bisa menyembunyikan
pipiku yang memerah gara-gara ucapan Doni tadi. Tak tahu apa yang harus aku
lakukan, maka aku menunduk, diam dan pasrah dnegan apa yang akan terjadi
selanjutnya.
“Serius Ra, aku sayang banget sama kamu selama ini. Mungkin kamu ngga pernah nyadar. Kamu ga
perlu takut persahabatan
kamu sama Luna bakal ancur. Aku akan tanggung jawab sama semua ini.”
“Hmmm.....
Mmmmm... ngga tau. Aku ngga tau.”
“Mau
ngga Ra? Kamu jadi pacar aku?”
Aku
akhirnya diam. Tiba tiba, aku merasa ada yang menepak punggungku, dan menyadarkanku dari
lamunan yang berisi kenangan manis sekaligus pahit di warung itu. Aku putar balik ke belakang, dan ternyata.....
bagaikan mimpi, Doni nyata ada di hadapanku sekarang. Panjang umur juga ya nih
anak, tadi ada di lamunan gue, eeeh sekarang nongol di dunia nyata. Wkwk.
“Algearra...
apa kabar?”
“Baik
Don, kamu sendiri?”
“Alhamdulillah....
eh kamu kesini sama siapa?”
“Sendiri....
kamu?”
“Sama
istri aku.”
“Oh...
jadi kamu udah punya istri? Mana? Kenalin dong, aku mau ketemu.” Ujarku dengan
penuh rasa bahagia, akhirnya dia menemukan kekasih yang cocok dan sudah
menghalalinya.
“Iya...
nih istri aku di masa depan. Dari tadi kita ngobrol. Cuman dianya aja ga
nyadar...” jawabnya, sambil sedikit tertawa. “Orang di depan aku ini lho..... hahahahahaha...”
“Apppppaaaaaaaaa??????!!!!!!!”
Akhirnya,
kami berdua tertawa bersama. Dinginnya udara pada saat hujan tidak kami rasa
karena tawaan kami membawa kehangatan.
“So...
gimana? Mau kan jadi pacar aku?” berupaya berbicara dengan sisa tawanya.
“Mmmmmm...
mau dong... hehe”
Kamipun
menghabiskan waktu di warung itu, bersama dua mangkuk otak-otak yang Doni
pesan. Doni sengaja menambah porsinya agar berjumlah 30 potongan, yang sesuai
pada tanggal kala itu, 30 September 2015.
tamat
A girl behind this blog
Cewek Introvert yang hobi bacot dan nuangin pemikirannya lewat tulisan.
Cewek yang punya semilyar ekspektasi tentang masa depan dan kehidupan.
kk gwenn cerita nya bagus bett,pen baver" gimana gituhh๐
ReplyDeletenext...bikin lagi kk๐๐
Wahh maaf bgt karena telat balas komentar. Sekaligus mau ucap makasih karena udah mengenalku sejak lama. Siap, nanti bikin lagi seh cerita yg uwu-uwu manja kek gini hehe
DeleteKeren kak, ceritanya ๐๐. Bikin baper, sampai nyengir" sendiri ngebacanya.
ReplyDeleteMakasih udah mau luangin waktu buat baca. Next bakal bikin cerpen gini lagi deh. Tunggu aja ya hehe
DeleteApa perasaan lo ketika nanti si Doni ( mantan) baca blog ini ??? ๐๐๐
ReplyDeleteHalo Sela Rindu. Gue berharap si Doni baca ini biar dia inget gue terus. Karena gue berharap bisa temenan lagi sama dia. But hey, kok lu tau dia mantan gue? Wahhh ngestalk gue sampe akar ye lu? Wkwk
DeleteLucu banget sih cerpennya. Teenlit ya. Khas remaja.
ReplyDelete