Mengitari Alam Jiwamu
Ada satu hal yang selama ini
kusembunyikan
Mungkin bisa ditunjukkan
Namun tak berwujud
Tidak terlihat
Namun bisa dirasakan
Kamu tahu apa?
Ya, benar
Itulah perasaan
Perasaanku padamu
Itulah yang kusembunyikan
Dan itulah yang kusimpan
Kugunakan intuisiku dalam
setiap pijakan
Setiap langkah kaki, serta
setiap pandangan
Aku merasakan sesuatu yang
tidak wajar
Saat kali pertama melihatmu
Apakah ini aneh?
Kurasa tidak.
Sudah sekian lamanya,
Aku menemukanmu kembali
Kini kita sedang sedekat nadi
Kuharap kita tidak akan
menjauh
Seperti bumi dan matahari
Jujur, aku mencintaimu
Dan aku menyayangimu
Aku tak bisa menahannya
Aku tak bisa mencinta dalam
diam
Seperti wanita kebanyakan
Aku tak bisa membiarkan rasa
ini beku
Karena cinta ini terus membara
Membakar jiwa, serta logika
Akupun mencintaimu semakin
dalam
Aku bingung
Gelisah
Hingga aku tak sanggup
menahan lara
Dan akupun bertanya-tanya
Mengapa cintaku mengakar
sekuat ini?
Aku benci
Dan aku cukup terluka saat
menerima kenyataan
Bahwa bukanlah aku yang kamu cinta
Bukanlah aku yang kausayangi
Mengapa?
Mengapa, Tuhan?
Bolehkah aku menjerit?
Setelah luka-luka yang
kudapatkan ini
Apakah aku kesal dan sedih?
Apakah aku sakit?
Ya, aku memang terluka
Namun kubegitu menikmati luka
ini
Kubegitu menikmati rasa cinta
ini
Sehingga bukanlah rasa sakit
yang kudapatkan
Melainkan rasa bahagia tak
terkira
Bukan cintamu atau hatimu
yang kuharapkan
Bukan itu, sayang
Hanya satu hal yang
kuinginkan
Izinkan aku mengitari alam
jiwamu
Agar kutahu lebih bayak
tentangmu
Agar kubisa memahami dirimu
Agar kumampu menyayangimu
Dan agar kumampu menjagamu
Lihat bintang-bintang itu di
langit!
Apa yang kaupikirkan?
Apakah alam semesta itu luas?
Apakah bintang-bintang itu
indah?
Apakah kau ingin meraihnya?
Hentikan khayalmu itu
Karena kau takkan bisa
meraihnya
Sepertiku yang tak bisa
meraihmu
Meski sekarang kita sedang
sedekat nadi
Namun aku tak ingin
menghentikan khayalku
Karena mengkhayalkanmu,
Aku bahagia
Maka dari itu,
Izinkanlah aku bahagia
Dengan cara mengitari alam
jiwamu
-Gweni Jeanna
Bandung, 13 Februari 2019
Spesial untuk seseorang yang sedang jauh di sana,
Di alam yang tak seindah surga.
Halo
teman-teman,,, terima kasih udah mau baca puisi gue yang sangat garing ini,
wkwk. Puisi ini sebetulnya gue tulis tanggal 9 Februari kemarin sih, cuman gue
barusan gue sedikit meng-editnya agar
tampak cantik dan rapi. Kata-katanya juga ada beberapa yang gue ubah. Dan terima
kasih banyak gue ucapkan untuk Denesa Ekalista yang udah kirim foto Jembatan
(jembatan apa namanya? Gue lupa nih aslee wkwk) yang gue jadikan sebagai icon postingan puisi ini. dan makasih ke
kalian tentunya yang udah baca puisi ini dan selalu support gue terus dalam
tulis menulis. Sebagai penutup, gue hanya ingin menyampaikan… Plissss, jangan
pernah kepo, untuk siapa puisi ini dibuat. Karena privasi. Wkwk. SALAM
LITERASI!!
Tunggu
tulisan gue selanjutnyaaaa guys :)
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete